Program Majelis Taklim Rotibul Haddad Dalam Mengubah Perilaku Keagamaan Pemuda
Keywords:
Program Majelis Taklim, Perilaku Keagamaan, PemudaAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh buruknya sebagian akhlak pemuda di lingkungan yang religius, yaitu di
Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Desa Jorongan merupakan salah satu dari sepuluh
desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Desa Jorongan terkenal dengan desa
industri meubel, dan tempat ini juga terkenal dengan banyaknya Lembaga Pendidikan Islam, seperti TPQ,
Madrasah Diniyah, dan Pondok Pesantren. Pengajaran Non formal seperti majelis taklim juga banyak
dijumpai dilingkungan masyarakat Jorongan. Namun banyaknya lembaga dan kegiatan keagamaan di Desa
Jorongan tidak sejalan dengan kondisi akhlak pemudanya, terbukti banyak dijumpai anak-anak remaja
(pemuda) yang mabuk-mabukan, melawan orang tua, serta ada yang terlibat pengedar bahkan pemakai obat
obatan terlarang (narkoba). Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk
menggambarkan informasi terdiri dari : Ketua Majelis taklim Rotibul Haddad, Pengurus majelis taklim
Rotibul Haddad, jamaah, tokoh masyarakat, dan pemuda Desa Jorongan. Sedangkan pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dicapai menggunakan pengamatan
secara tekun. Hasil penelitian Program Majelis Taklim Rotibul Haddad dalam mengubah perilaku pemuda di
Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, meliputi temuan-temuan : (Program majelis taklim), a.
Melaksanakan Syiar Islam melalui dzikir sholawat Rotib, b. Melaksanakan pengajaran melalui kajian
kajian kitab, c.Mengamalkan Akidah Ahlussunnah Waljamaa’ah, d. Menanamkan Akhlakul karimah, e.
Menanamkan budaya sosial yang baik, (Penerapan program majelis taklim), a.Membuat perencanaan program,
b.Membuat kerangka program , c.Mengatur dan membagi tugas kerja pengurus, d.Implementasi program kerja
dengan kajian-kajian kitab, e.Evaluasi program kerja, (Hasil penerapan majelis taklim), a. Hasil positif,
Menjadi wadah pemersatu ummat, meningkatkan keimanan, melunakkan hati yang keras, menumbuhkan rasa
cinta kepada baginda Nabi Muhammad Saw, dan menanamkan Akhlak yang mulia. b. Kendala, Terbatasnya
waktu kajian, terbatasnya komunikasi dengan jamaah, penyaji terkadang tidak hadir,faktor cuaca, dan jamaah
terkadang telat dan tidak memahami topik bahasan.